Jumat, 30 Maret 2012

Mantan Model Top Rusia Itu Kini Memeluk Islam


Hingga 2006 lalu, Masha merupakan artis dan model terkenal di Rusia dan negara-negara berbahasa Rusia lainnya. Saat itu Masha mencapai puncak popularitas dan Fabrik, grup musiknya, sedang berada di deretan teratas jajaran music Rusia. Sekarang, Masha sang Aktris, Dancer, dan Musisi terkenal ini, memakai jilbab dan mengalihkan aktivitas keartisannya dengan mengajar. Masha mengatakan dia membenci masa lalunya dan merasa bahwa baginya saat ini lah kesuksesan yang sesungguhnya.

Saat masih menjadi penyanyi, tidak pernah terlintas sedikitpun dalam benaknya bahwa dia akan menjadi seorang muslim, berpuasa, menunaikan ibadah haji, dan meminum air terbaik (air zamzam). Masha berpindah keyakinan menjadi muslim pada tahun 2006. Saat itu Masha mendapat kabar bahwa salah satu teman terdekatnya di kota lain mengalami koma. “Saya tidak tahu bagaimana saya dapat menolong teman saya. Hari itu, untuk pertama kali, saya berdoa dan memohon pada Tuhan.” ungkapnya dalam sebuah wawancara.

Hari berikutnya, teman Masha tersebut menelepon Masha dan berkata bahwa ketika koma, dia melihat Masha menolongnya. Masha menangis seketika karena itu pertama kali dalam hidupnya Masha menginginkan sesuatu dari Tuhan. Saat itu juga Masha mulai meninggalkan kesuksesannya dan menerima Islam.

“Sebuah keimanan kepada Allah (swt) telah mengubah hidup saya. Keinginan untuk beriman kepada Allah (swt) ada dalam hati nurani setiap orang. Saya tidak percaya bahwa Allah (swt) memberikan kecerdasan manusia hanya untuk kita hidup, makan, tidur, dan kemudian mati. Allah (swt) memberi kita kesempatan untuk hidup pada jalan yang dengan itu kita dapat mencapai-Nya (swt).” Masha menguraikan.

Masha menemukan Islam memiliki landasan yang paling kuat dalam hubungannya dengan agama lain. Ia melihat bahwa semua aturan Islam dapat diterapkan dalam kehidupan, dan menurutnya, jalan Islam adalah jalan kesuksesan. “saya merasa bersyukur. Sekarang saya mendapat kesempatan untuk membandingkan bagaimana saya dahulu dan sekarang. Sekarang saya menjalani kehidupan yang sebenarnya dan kemudian saya berhasil.”

Pada awalnya Masha merasa berat mempelajari bahasa arab pada Al-Qur’an, namun ketika menjalaninya, Masha menyukainya. “Saya pikir ini adalah kunci untuk mempelajari pengetahuan lainnya,”

Saat ini Masha mengajar di universitas. Masha menguasai 5 bahasa di Eropa dan menulis beberapa lagu Islam. Ia masih tetap menikmati musik, namun beralih pada Nasyid seperti Raihan, Sami Yusuf, dan Yusuf Islam.

Sekian banyak uang dan materi yang dapat dicapainya di masalalu tidak membuat Masha menyesal. Semua yang berkilau di masa lalu menjadi tidak berharga lagi saat ini, dan Masha membencinya. Masha tidak takut menunjukan diri secara terbuka sebagai muslim, sebaliknya Masha merasa memiliki kewajiban untuk menyelamatkan yang lain dai kekesatan dan menjadi contoh untuk mereka.

“Saya tidak suka melihat foto-foto saya dahulu. Namun, tidak masalah orang melihat dan belajar dari itu semua. Mereka dapat belajar bahwa seseorang dapat lahir kembali dan memulai lagi dari awal. Seseorang dapat bertobat dan membersihkan kesalahan masalalu dengan beramal shaleh, Insya Allah.” Jelasnya.

Harapannya saat ini adalah agar yang belum menemukan Islam dapat melihat ke dalam diri sendiri dan merenungi hal-hal diluar yang disediakan dunia untuk mereka. “Jika Anda tidak dapat berpikir tentang Allah (swt) setidaknya mencoba untuk membersihkan diri dari sifat buruk - sifat buruk seperti cinta-diri, sombong, iri hati, penindasan, berbohong, memuji diri sendiri, dan menyembah diri sendiri. Jika seseorang ingin mengambil langkah terhadap Islam, yang harus mereka harus lakukan adalah berpikir dan mencari bantuan dari hati nurani mereka.” Tegas Masha.

Minggu, 18 Maret 2012

Mu'min Rindu Kampung Halaman Sejati


Tahukah saudara bahwa ketika seorang Mu’min telah lulus menyelesaikan segenap rangkaian pemeriksaan atas dirinya di yaumul hisab (hari perhitungan amal), maka barulah ia diizinkan Allah memasuki Al-Jannah (surga), negeri keabadian penuh kebahagiaan hakiki? Ia tidak diizinkan memasuki surga bilamana terbukti ia masih mempunyai permasalahan dengan sesama manusia, walaupun dengan Allah Ta’aala ia tidak lagi punya masalah apa-apa. Segenap dosanya yang bersifat hablun minallah telah diampuni Allah Ta’aala. Namun karena ia masih memiliki masalah hablun minannaas dengan sesama manusia, maka ia ditahan di suatu tempat dekat sekali dari baabul-jannah (pintu surga) guna menyelesaikan berbagai perkara (melakukan rekonsiliasi) dengan sesama manusia.

Dalam hal ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menggambarkannya sebagai berikut:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَيَخْلُصُ الْمُؤْمِنُونَيَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ النَّارِفَيُحْبَسُونَ عَلَى قَنْطَرَةٍبَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِفَيُقْتَصُّ لِبَعْضِهِمْ مِنْبَعْضٍ مَظَالِمُكَانَتْ بَيْنَهُمْفِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَاهُذِّبُوا وَنُقُّوا أُذِنَ لَهُمْفِي دُخُولِ الْجَنَّةِفَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِلَأَحَدُهُمْ أَهْدَى لِمَنْزِلِهِفِي الْجَنَّةِ مِنْهُ بِمَنْزِلِهِكَانَ فِي الدُّنْيَا
Dari Abu Sa'id Al Khudri ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Orang-orang yang beriman pada hari Kiamat selamat dari neraka, lalu mereka ditahan di jembatan antara surga dan neraka, lalu sebagian akan diqishas atas sebagian yang lain karena kezhaliman mereka waktu di dunia, sehingga setelah mereka dibersihkan dan telah suci, maka barulah mereka diizinkan memasuki surga. Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, seseorang di antara mereka lebih mengetahui rumahnya di surga dari pada rumahnya di dunia." (HR. Ahmad No. 10673)


Dalam hadits di atas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menggunakan istilah "ditahan di jembatan antara surga dan neraka" untuk menggambarkan masih menggantungnya masalah orang-orang beriman yang belum berhak masuk surga karena masih adanya problema antara dirinya dengan manusia lainnya yang pernah ia zalimi. Perbuatan menzalimi manusia lain merupakan perbuatan tercela yang sangat dibenci Allah Ta’aala. Dalam sebuah hadits Qudsi dikatakan sebagai berikut:

إِنِّي حَرَّمْتُ عَلَى نَفْسِيالظُّلْمَ وَعَلَى عِبَادِيأَلَا فَلَا تَظَالَمُوا
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda bahwa Allah berfirman, “Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku mengharamkannya pula atas kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi.” (HR. Ahmad No. 20451)

Surga merupakan tempat yang hanya berhak dimasuki oleh hamba-hamba Allah Ta’aala yang benar-benar telah bersih dari segenap dosa, baik dosa kepada Allah Ta’aala maupun dosa kepada sesama hamba Allah. Oleh karenanya, seorang muslim senantiasa mendambakan dan mengharapkan ampunan Allah Ta’aala sebab ia tahu bahwa jika dirinya masih mempunyai dosa niscaya ia tidak berhak memasuki surga. Dan oleh karenanya seorang muslim sangat khawatir bila dirinya terlibat dalam sebuah perbuatan menzalimi manusia lain, sebab ia tahu bahwa mengharapkan maaf dari sesama manusia seringkali lebih sulit daripada mengharapkan ampunan Allah Ta’aala yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Maka di dalam hadits di atas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyatakan “...lalu sebagian akan diqishas atas sebagian yang lain karena kezhaliman mereka waktu di dunia...” dan ini merupakan suatu keharusan agar si muslim yang sempat berlaku zalim dapat menjadi bersih dari dosa tersebut sehingga layak memasuki surga. Sebab surga hanya menerima mereka yang bersih dan suka membersihkan diri. Oleh karenanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selanjutnya berkata, “...maka barulah mereka diizinkan memasuki surga.”

Lalu terakhir Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyatakan bahwa “Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, seseorang di antara mereka lebih mengetahui rumahnya di surga dari pada rumahnya di dunia." Si mukmin kemudian berhak memasuki surga Allah Ta’aala dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menggambarkan bahwa ketika si mukmin menginjakkan kakinya ke dalam surga tiba-tiba kakinya membawa tubuhnya melangkah menuju kediamannya di surga lebih mengetahui, mantap dan yakin daripada ia melangkahkan kakinya pulang ke rumahnya sewaktu hidup di dunia. Subhanallah...

Jadi, saudaraku, surga memang benar-benar kampung halaman sejati orang-orang beriman. Sebab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sampai perlu bersumpah demi Allah Ta’aala Dzat yang jiwanya berada di dalam genggamanNya, ketika menggambarkan hal tersebut. Sewaktu di dunia seseorang setelah pulang dari dinas luar kota tentu sangat rindu pulang ke rumahnya agar berkumpul dengan anak dan istrinya. Boleh jadi kerinduannya sedemikian rupa malah menyebabkan dirinya sampai kehilangan arah alias tersesat pulang ke rumahnya sendiri. Hal ini tidak bakal terjadi ketika seorang mu’min memasuki pintu surga lalu melangkahkan kakinya menuju rumah sejatinya, kampung halaman sejatinya.

Sungguh bahagianya bila seseorang dapat memasuki pintu surga lalu berkumpul kembali bersama keluarganya dan anak-keturunannya di kampung halaman sejati orang-orang beriman.

Allah Ta’aala berfirman di dalam Kitabullah Al-Qur’anul Karim:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍأَلْحَقْنَا بِهِمْذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْعَمَلِهِمْمِنْ شَيْءٍكُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan anak cucu mereka dengan mereka (di dalam surga), dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath-Thuur [52] : 21).

Allah Ta’aala berfirman di dalam Kitabullah Al-Qur’anul Karim:

وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَغَيْرَبَعِيدٍهَذَا مَا تُوعَدُونَلِكُلِّ أَوَّابٍحَفِيظٍمَنْ خَشِيَ الرَّحْمَنَبِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍادْخُلُوهَا بِسَلامٍذَلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ
Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertobat, masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. (QS. Qaaf [50] : 32-34 )

Ya Allah, masukkanlah kami beserta keluarga dan anak-cucu kami ke dalam RahmatMu dan SurgaMu.