Senin, 18 Mei 2009

Fase Kematian

2. Fase Kematian
Setelah kita menerima voucher bertuliskan“Sakratulmaut” yang dibawa langsung oleh petugas khusus dari kalangan malaikat bernama ‘Izrail, (Malakul Maut) berarti kita sedang berada pada batas terakhir dari perjalanan kita di dunia dan di batas awal memasuki penginapan baru yang bernama Barzakh. Seperti yang sudah dijelaskan, untuk memasuki penginapan yang baru tersebut terlbih dulu kita harus membuka pintu masuknya. Nah, pintu masuknya itu bernama “Kematian”. Ya, Kematian… Itulah fase yang harus kita lewati setelah melewati fase Sakratulmaut. Dengan kematian itu kita berhak mendapatkan tempat di Alam Barzakh.
Kematian adalah sesuatu yang ditakuti banyak orang. Kendati pada kenyataanya, tidak ada seorangpun yang dapat menghindari atau lari dari kematian itu. Siapapun dia, Presidenkah, Rajakah dia, Konglomerat kah dia, Jendral berbintang lima kah dia, di mana dan kapanpun mereka berada. Mereka pasti mati. Selama mereka memiliki nyawa, pasti akan mengalami kematian. Hal ini telah menjadi ketentuan dan kehendak Tuhan Pencipta sebagaimana di jelaskan-Nya dalam surat Ali Imaran (3), ayat 185 dan Srat An-Nisa’ (4) ayat 78 berikut ini :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ.....(185)
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati…” (Q.S. Ali Imran (3) : 185)
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ (78) (سورة النساء)
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…. (Q.S. An-Nisa’ (4) : 78)
Kematian sudah ditentukan bagi setiap yang bernyawa. Kematian tidak perlu dicari, karena ia yang mencari setiap yang bernyawa. Kematian tidak bisa diwakilkan, dipindahkan atau take over oleh yang tidak berhak, karena petugas kematian, yakni Malakul Maut yang diberikan tugas khusus mengurusianya belum pernah menerima sogokan dan tidak akan pernah. Karena semua Malaikat melakukan semua apa yang diperintahkan Allah kepada mereka, tanpa sedikitpun disimpangkan apalagi dimanipulasi, seperti yang Allah jelaskan :
قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ (11) “Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (Q.S.As-Sajdah (32) :11)
Demikian juga, bahwa kematian akan datang pada saatnya atau ketika ajal (batas)nya habis. Kematian tidak bisa diundurkan kendati barang sedetik. Tidak sedikit orang yang mencoba untuk mengundurkan kematian, tapi usahanya gagal dan sia sia belaka. Karena kematian adalah pintu masuk tempat tinggal sementara ketiga kita, yakni Alam Barzakh. Maka, kitapun harus memasukinya, karena jatah menginap di penginapan di dunia sudah habis serta tempat kita di dunia sudah dibooking Malaikat untuk penghuni lain selain kita. Allah telah mengingatkan kita tentang hal ini dan apa yang harus kita lakukan sebelum kematian (maut) itu menjemput kita, seperti tercantum dalam firman-Nya berikut ini :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (9) وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ (10) وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (11)“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.(9) Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhan Penciptaku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?" (10) Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (11)” (Q.S. Al-Munfiqun (63) : 9 – 11)
Pembacya yang terhormat, Voucher “Sakratulmaut” sudah diberikan dan pintu Alam Barzakh yang bernama Kematian suda dibukakan. Artinya, Sakratulmaut adalah sautu kenyataan yang harus kita lewati. Keberadaannya adalah sebuah kebenaran. Maka yang menjadi perhatian kita sesungguhnya bukanlah Kematian itu. Karena Kematian itu adalah kehendak Tuhan Pencipta dan Pemilik jagad raya ini. Tidak ada pilihan lain bagi kita dan mustahil kita menghindarinya. Suka atau tidak suka, kita pasti melewatinya pada waktu yang sudah ditetapkan-Nya. Di samping itu, Kematian adalah yang mengakhiri dan menutup semua pintu kenikmatan, ikhtiyar, pilihan, aktivitas dan bahkan berdoapun kita sudah tidak diperkenankan. Kita hanya akan menikmati hasil karya, ikhtiyar, pilihan dan doa yang telah kita lakukan semasa kita tinggal di dunia, tempat penginapan kita yang kedua. Itupun dihitung setelah kita dewasa dan murni atas pilihan kita sendiri, bukan karena intimidasi, lupa atau ketiduran. Subhanallah!!! Alangkah besarnya karunia dan kasih sayang Allah pada kita semasa kita di dunia. Dan karunia yang sudah disiapkan-Nya untuk kita di Alam Barzakh dan Akhirat sungguh jauh lebih besar dan lebih baik lagi.
Nah, sebelum Anda dijemput Kematian (Maut) yang waktunya Allah rahasiakan… Ia bisa datang saat ini, satu detik setelah ini, satu menit setelah ini, satu jam setelah ini, satu hari setelah ini, satu pekan setelah ini, satu bulan setelah ini, atau satu tahun setelah ini dan seterusnya….Sebelum Kematian menjemput Anda, cobalah gunakan kecerdasan Spiritual, Emotinal dan Intellectual yang Allah berikan kepada Anda untuk menangkap rahasia di balik Kematian itu. Lalu, tanya diri Anda dengan jujur seputar pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Siapa yang menghadirkan saya ke dunia ini? 2. Apakah saya sudah mengenal Tuhan Pencipta saya dengan baik?3. Apakah saya sudah mengenal Kitab Petunjuk Hidup yang diturunkan-Nya untuk saya?4. Apakah saya sudah mengenal seorang manusia bernama Muhammad Bin Abdullah yang diutus-Nya untuk menjelaskan isi Kitab Petunjuk Hidup tersebut?5. Apakah saya akan hidup di dunia ini selama-lamanya?6. Tidak cukupkah kematian manusia yang saya lihat setiap hari di atas muka bumi ini dengan berbagai sebab, seperti gempa bumi, tsunami, angin topan, banjir bandang, perang, sakit jantung, darah tinggi dan bahkan ada yang tidak sakit sama sekali, menjadi pelajaran berharga bagi diri saya dan saya juga pasti akan mengalaminya? Masalahnya hanya tinggal waktu?7. Bagaimana pandangan saya terhadap kehidupan dunia ini?8. Bekal apa yang sudah saya siapkan untuk menghadapi kehidupan setelah kematian?9. Apakah saya sudah mengevaluasi hidup saya melalui 50 pertanyaan yang terdapat pada poin Evaluasi Fase Setelah Lahir Ke Dunia dalam buku ini?10. Sudahkah saya memiliki 10 Katrakter Mulia (10 Noble Characters) seperti yang dijelaskan pada Bagian II dari buku ini?
Tiga Kunci Utama Keberhasilan Misi Ibadah dan Visi Khilafah
Sebelum meneruskan perjalanan wisata kita menuju dan memasuki penginapan kita yang ketiga, yakni Alam Barzakh, di mana di sana kita akan mulai menikmati hasil pilihan, ikhtiyar, karya dan doa kita semasa kita berada dalam kehidupan dunia dan di atas bumi, mari kita ingat bahwa Misi Ibadah dan Visi Khilafah yang diamanahkan Tuhan Pencipta kepada kita semasa hidup di dunia, sangat memerlukan perhatian penuh dan konsentrasi tinggi untuk berhasil melaksanakannya.
Untuk itu, ada tiga kunci utama yang menjadi faktor keberhasilan Misi Ibadah dan Visi Khilafah semasa kita hidup di dunia :
1. Keimanan /Keyakinan Pada Allah Yang Mendalam, mencakup :Iman kepada Allah sebagai Tuhan Pencipta, Tuhan yang pantas disembah, ditaati, diakagumi, diagungkan dan Tuhan yang memiliki 99 nama dan sifat-sifat mulia.Iman kepada 10 Malaikat Allah yang bertugas menjalankan berbagai sistem dan perintah Allah, di antaranya Jibril bertugas menurunkan wahyu dan Izrail bertugas mencabut nyawa manusia.Iman kepada 4 Kitab Petunjuk Hidup yang Allah turunkan, yakni Taurat untuk Nabi Musa dan umatnya, Zabur untuk Nabi Daud dan umatnya, Injil untuk Nabi Isa dan umatnya, terakhir Al-Qur’an untuk Nabi Muhammad dan seluruh umat manusia sampai akhir zaman.Iman kepada 25 Nabi dan Rasul dimulai dari Nabi Adam dan ditutup dengan Nabi Muhammad Saw.Iman kepada Akhirat yang akan menjadi negeri terakhir semua manusia yang hanya terdiri dari Syurga dan Neraka.Iman kepada Qadar (Ketentuan) baik dan Qadar bruk dari Tuhan Pencipta
2. Amal Shaleh Yang Berdasarkan Ilmu, mencakup :2.1. Ibadah yang bersifat individu (fardhu ‘ain) sebagaimana yang terhimpun dalam Rukun Islam yang lima.
2.2. Ibadah yang bersifat sosial, ekonomi dan kemasyarakatan (fardhu kifayah), seperti : i. Menyelesaikan masalah penyakit amoral masyarakat di antaranya dengan mewujudakan media massa yang bersih, berkualitas dan bertanggung jawab sampai ke Akhirat. ii. Menyelesaikan masalah kemiskinan dengan meningkatkan profesionalitas dan efisiensi lembaga-lembaga pemerintahan termasuk BUMN, pemberdayaan ekonomi rakyat sehingga terjadi pemerataan dan peningkatan daya beli dan daya saing, sinergi dan partnership antara pemerintah dengan swasta dalam mengembangkan dan membangun ekonomi yang berkeadilan. iii. Mengatasi kebodohan, terutama kebodohan terhadap Tuhan Pencipta, terhadap potensi sumber kehidupan yang ada di bumi dan langit, kebbodohan terhadap Kitab Petunjuk Hidup dan Rasul-Nya, dengan merumuskan konsep pendidikan yang berkualitas, mencetak tenaga pendidik dan manajemen pendidikan yang profesional dengan dukungan pendanaan yang maksimal dari segenap masyarakat.
2.3. Ibadah yang terkait dengan persoalan politik, seperti ketidakadilan dan diskriminasi ekonomi, sosial dan politik dengan membenahi undang-undang dan aturan pemerintahan yang tidak benar dan tidak memiliki nilai kebenaran dan spirit keadilan, mengikis praktek kezaliman, baik terhadap individu, kelompok atau terhadap penganut agama apapun.
2.4. Ibadah yang terkait dengan kepemimpinan, pertahanan dan keamanan negara yang mencakup :i. Urusan dalam negeri, di antaranya :i.i. Mewujudkan pemimpin-pemimipin dan para penyelengrara negara dan pemerintahan (legislatif dan eksekutif) yang berkualitas tinggi yang memiliki 10 Karakter Mulia.i.ii. Mewujudkan para penegak hukum (kepolisian, kejaksaan dan kehakiman) yang profesional dan bersih yang memiliki 10 Karakter Mulia.ii.Urusan pertahahan dan luar negeri :ii.i. Mewujudkan ‘askariyyah’ (militer) yang tangguh dan kuat spritual (Iman), mental, akhlak, fisik serta menguasai persenjataan moderen, tanpa harus terikat dan tunduk pada ketentuan negara manapun.ii.ii. Membangun dan mengembangkan industri militer strategis termasuk industri senjata nuklir, bekerjasama dengan negara-negara netral seperti Cina dan Korea.ii.iii. Proaktif dan berani terlibat langsung menciptakan perdamaian dunia, khsusnya terkait dengan agresi Yahudi terhadap Palestina dan Amerika terhadap Afghanistan, Irak dan sebagainya.
3. Kemampuan Berkomunikasi Yang Efektif, dengan syarat :Komunikasi bertujuan mencari dan menegakkan kebenaran.
Komunikasi dibangun dengan dua arah, seperti antara presiden dengan rakyat, para pemimpin dengan bawahan atau anggota, antara istri dengan suami, antara orang tua dengan anak, antara guru dengan murid, antara komandan dengan prajurit, antara direksi dengan karyawan dan antara pemimpin umat dengan anggota jama’ahnya. Komunikasi dua arah ini penting agar terbangun kesetaraan di antara manusia dan supaya terhindar dari parktek diktatorship dan militeristik yang bertentangan dengan Misi Ibadah dan Visi Khilafah itu sendiri.
Komunikasi harus dijalankan dengan kontinu dan tidak boleh berhenti. Untuk itu diperlukan sifat kesabaran yang luar biasa dan sarana komunikasi yang efektif seperti media massa, debat terbuka, konsultasi, forum dari hati ke hati, dan seterusnya.
Tiga hal tersebut di atas merupakan kunci utama kesuksesan Anda menjalankan Misi Ibdah dan Visi Khilafah di atas bumi. Kebetrhaslilan itulah bekal terbaik Anda dalam meneruskan wisata abadi pada fase Alam Barzakh dan dua periode berikutnya, Periode Kehidupan Kedua dan Periode Kembali Kepada Tuhan Pencipta. Jika Anda berhasil meraih bekal tersebut, insya Allah Anda akan aman sepanjang dalam perjalanan yang amat panjang itu. Bahkan Anda sudah mulai menikmati hasilnya sejak fase pertama dari Kematian Kedua, yakni Fase Sakratulaut. Jika Anda gagal meraih bekal tersebut, dipastikan Anda akan gagal pula dalam menelusuri perjalanan berikutnya. Azab Allah sudah siap menyambut kedatangan orang-orang yang gagal, sejak fase Sakratulmaut dan seterusnya. Semoga Allah melindungi kita dari kegagalan tersebut. Inilah inti sari dari firman Allah yang tercantum dalam surat Al-‘Ashr berikut ini :
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)Demi masa (1) Sesungguhnya manusia itu pasti dalam kerugian (2) Kkecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran (3)

Periode Kehidupan Kedua

I. PERIODE KEHIDUPAN KEDUA
۞ كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (28) (سورة البقرة )
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu sebelumnya mati (tidak ada), lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, kemudian Dia menghidupkan kamu kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 28 )
Pendahuluan
Pembaca yang mulia! Sebelum kita memasuki Periode Kehidupan Kedua, yakni periode di mana semua manusia dibangkitkan dan dihidupkan kembali persis seperti ketika mereka hidup di alam dunia dahulu, alangkah baiknya kita mereview perjalanan kita sebelumnya, khususnya sejak kita dalam perut ibu sampai ke Alam Barzakh.
Menarik untuk dicatat bahwa masing-masing tempat tinggal sementara yang ditempati manusia memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari sisi luas maupun situasi dan kondisinya. Ketika kita berada dalam perut ibu, atau rahim, dunia kita terasa sangat sempit, hanya sebesar perut ibu kita, tidak lebih dari itu. Kondisi kehidupan kita tergantung 100 % pada rahmat dan kasih sayang Tuhan Pencipta. Kita di sana sangat dimanja dan disayang sehingga tidak perlu bekerja mencari kebutuhan hidup. Semuanya disediakan Tuahan Pencipta secara gratis, sejak dari oksigen, gizi, protein, udara dan seterusnya. Pokoknya 100 % gratis tanpa dicari, tanpa diminta dan berdoapun tidak diperlukan. Semua serba oke, serba sempurna dan serba kelas satu. Sumber rezeki kita hanya lewat satu saluran berupa alat super canggih bernama plasenta. Dari situlah semua nikmat itu mengucur ke dalam tubuh kita. Sebab itu, dunia yang sempit itu terasa sangat lapang bgi kehidupan kita waktu itu.
Setelah sekitar sembilan bulan kita berada dalam dunia rahim itu, kitapun diluncurkan Tuhan Pencipta untuk keluar dari dunia yang sempit itu dan masuk ke dunia yang bermilyar-milyar kali lebih luas, lebih lapang dan lebih komplit dan kompleks. Namun juga lebih menantang, karena peluang untuk sukses hanya dibuka pada peridode di duni ini. Kitapun kaget karena tidak menduga dan tidak tahu sama sekali bahwa perbedaan antara keduanya (dunia rahim dan dunia bumi) sangatlah jauh. Lalu kita berteriak ketika dilahirkan. Namun, Tuhan Pencipta tidak henti-hentinya melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita sambil mengatur proses tahapan diri dan kehidupan kita sehingga kita siap menghadapi dan menjalankan kehidupan sementara di atas bumi ini.
Dari bayi kita beranjak menjadi balita, kemudian anak-anak, remaja dan dewasa. Selama kita melewati fase bayi sampai remaja dan dewasa, Tuhan Pencipta sama sekali tidak memberikan pada kita kewajiban dan tanggung jawab memilih jalan hidup di dunia, karena masih dalam batas toleransi sampai kita bertul-betul memiliki kecakapan untuk itu. Namun setelah kita dewasa, pada umumnya kitapun terbagi dua. Ada yang beriman, taat, berharap, takut dan cinta kepada Tuhan Pencipta dengan bersungguh-sungguh menjalankan misi dan visi hidup di dunia yang telah ditetapkan-Nya. Tapi ada pula di antara kita yang tidak mau beriman (kafir), membangkang, durhaka, merasa tidak butuh dan tidak takut kepada Tuhan Pencipta dengan cara mengabaikan atau melecehkan misi dan visi yang telah ditetapkan-Nya pada manusia.
Sebagai akibat dari dua pilihan tersebut, masing-masing dari kita sudah merasakannya ketika memperoleh voucher Sakratulmaut dan pada saat melewati pintu Alam Barzakh bernama Kematian. Di Alam Barzakh yang menjadi tempat tinggal semetara yang ketigapun kita sudah sama-sama merasakan hasil dari apa yang kita tanam semasa kita berada di dunia. Ada yang dibukakan dan diperlihatkan padanya Syurga sambil dikatakan padanya : “Ini adalah tempatmu dan apa yang pernah dijanjikan Allah padamu.” Ia sangat gembira, .kemudian dilapangkan kuburnya (tempat tinggalnya di Barzakh) sebanyak 70 hasta, diberi cahaya, dikembalikan jasadnya seperti awal penciptaannya, ditempatkan nyawanya dalam seekor burung yang bergelantungan di atas pohon Syurga. Namun, adapula yang kondisinya sangat berbeda di mana kuburnya disempitkan sehingga tulang rusuknya saling bertaut. Itulah kehidupan yang amat sulit, yang dirasakan terus menerus sampai hari kebangkitan.
Ketika tinggal di dunia, kita bebas memilih jalan hidup yang kita inginkan. Bebas berkata, bebas berbuat, bebas berjalan, bebas berprilaku dan bahkan bebas berbuat apa saja yang kita inginkan. Jika kita tidak mampu melakukan sutau keingingan dengan sendiri, kita bisa minta bantuan saudara, orang tua, teman, geng, korp, anggota dan bahkan bebas membayar kelompok mafia sekalipun. Hukum dunia yang mengatur kita, bisa dibeli dan dibelokkan sesuai kehendak dan kemauan kita selama kita kuat, punya uang banyak dan kedudukan yang kuat. Lain halnya saat menerima voucher Sakratulmaut, ketika melewati Kematian dan saat kita tinggal di Alam Barzakh, semua itu sudah tidak berguna lagi. Setiap kita hanya mengandalkan kemampuan diri sediri berdasarkan bekal dan persiapan yang kita siapkan ketika melewati tempat tinggal sementara dalam kehidupan dunia.
Harta, jabatan, kedudukan, wibawa, status sosial, body guard, backing, mafia, anak, istri, saudara dan seterusnya sudah tidak bisa diharapkan. Tinggallah kita berjuang sendirian atau single fighter. Yang bisa menjadi teman dan yang dapat membantu kita adalah Iman kita pada Tuhan Pencipta dan amal shaleh yang pernah kita lakukan, anak-anak shaleh yang kita tinggalkan dan ilmu yang pernah kita ajarkan semasa kita berada dalam fase kehidupan dunia. Demikian pula halnya ketika kita melewati Peridode Kehidupan Kedua ini, kita juga tidak bisa mengandalkan siapapun dan apapun kecuali apa yang kita yakini, apa yang kita ketahui dan kita lakukan semasa hidup di dunia. Allah menjelaskannya dalam suart Ar-Rum sebagaimana firman-Nya :
وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالإِيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ فَهَذَا يَوْمُ الْبَعْثِ وَلَكِنَّكُمْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (56) فَيَوْمَئِذٍ لا يَنْفَعُ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَعْذِرَتُهُمْ وَلاهُمْ يُسْتَعْتَبُونَ (57) Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini (nya).(56) Maka pada hari itu tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang yang lalim permintaan uzur mereka, dan tidak pula mereka diberi kesempatan bertobat lagi. (Q.S.Ar-Rum / 30 : 56 – 57)
Proses-demi proses, periode demi periode dan fase demi fase kehidupan telah kita lalui tanpa ada sedikitpun kemampuan kita menghentikannya, apalagi merubah arahnya atau membatalkannya. Sebab itu, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak meyakini Periode Kehidupan Kedua yang disebut juga dengan hari kebangkitan dan hari Kiamat. Keyakinan itu harus kita bangun dari sekarang dan saat ini juga. Jangan sampai menunggu voucher Sakratulmaut baru kita sadar. Sudah tidak berguna, sudah terlambat dan kita mustahil mampu membalikkan jarum jam. Mari kita renungkan firman Tuhan Pencipta kita berikut ini :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الأرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا وَتَرَى الأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ (5) ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّهُ يُحْيِي الْمَوْتَى وَأَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (6) وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ (7) وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلا هُدًى وَلا كِتَابٍ مُنِيرٍ (8) ثَانِيَ عِطْفِهِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَنُذِيقُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَذَابَ الْحَرِيقِ (9) ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ يَدَاكَ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ (10)
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, sesuai yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.(5) Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang Hak dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala suatu. (6) Dan sesungguhnya hari Kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.(7) Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya.(8) dengan memalingkan lambungnya (menyombongkan diri) untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. Ia mendapat kehinaan di dunia dan di hari Kiamat Kami merasakan kepadanya azab Neraka yang membakar.(9) Akan dikatakan kepadanya): "Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan kamu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya". (Q.S. Al-Ahajj /22 : 5 - 10)
Adapun Periode Kehidupan Kedua terdiri dari enam (6) Fase :
1. FASE KEMATIAN SELURUH MAKHLUK 2. FASE BA’TS (SEMUA MANUSIA DIBANGKUTKAN DAN DIHIDUPKAN KEMBALI) 3. FASE KIAMAT (KEANCURAN ALAM SEMESTA) 4. FASE MAHSYAR (TEMPAT BERHIMPUN SEMUA MANUSIA) 5. MIZAN / HISAB (TIMBANGAN / PERHITUNGAN YANG MAHA ADIL) 6. JAZA’ (KEPUTUSAN BALASAN YANG MAHA ADIL)
Untuk lebih jelas keenam fase tersebut, dapat dilihat sebagaimana dalam Tabel A berikut ini : Tabel A. Periode Kehidupan Kedua
Seperti yang dijelaskan dalam Tabel A. di atas, bahwa dalam Periode Kehidupan Kedua ini kita akan melewati enam fase dan akan mengalami banyak peristiwa seperti kematian seluruh Makhluk di bumi dan di langit, hidup kembali, kehancuran alam semesta (Kiamat), berhimpun di suatu tempat raksasa yang mampu menampung seluruh manusia sejak Adam sampai manusia terakhir hidup di akhir zaman, perhitungan dan timbangan amal perbuatan manusia ketika mereka hidup di dunia dan keputusan pembalasan terhadap keyakinan dan amal perbuatan mereka.
Sekali lagi, dalam fase-fase ini kita sudah tidak berdaya seperi ketika hidup di dunia. Yang akan bisa menyelamatkan kita adalah iman kita pada Allah, pada malaikat-Nya, pada kitab-kitab-Nya, pada rasul-rasul-Nya, pada hari Akhirat dan pada Taqdir baik dan buruk. Yang akan bisa membantu kita adalah amal shaleh kita, baik yang terkait dengan kewajiban indiviu (fardhu ‘ain) ataupun yang terkait dengan kewajiban sosial (fardhu kifayah). Dengan kata lain, hanya yang menjalankan Misi Ibadah dan Visi Khilafah semasa hidup di dunia yang akan selamat. Selain itu, akan mengalami kesulitan, siksaan, azab dan berbagai kesulitan seperti yang sudah dialaminya ketika menghadapai Sakratulmaut, Kematian dan ketika tinggal di Alam Barzakh.
Sebelum kita membahas enam fase tersebut, ada dua catatan penting yang perlu dijelaskan di sini :
1. Fase Dihidupkannya Kembali Semua Manusia dan Fase Kiamat terjadi di akhir umur alam semesta, atau disebut juga dengan akhir zaman, dan di awal alam baru yang bernama Alam Akhirat. Persis seperti kondisi manusia mengalami sekarat di mana ketika itu ia sedang berada pada akhir kehidupan dunia dan awal kehidupan Barzakh.
2. Akhir zaman atau akhir keberadaan alam semesta yang didahului kematian semua makhluk di bumi dan langit serta peristiwa Kiamat (kehancuran) bumi dan langit beserta segala isi keduanya tidak terjadi begitu saja. Namun melalui proses waktu yang didahului dengan berbagai tanda dan isyarat. Tanda-tanda tersebut ada yang disebut dengan Kiamat Shughra (Kecil), dan setelah itu baru terjadi Kiamat Kubra (Besar).
Tanda-Tanda Kiamat
Adapun tanda Kiamat Kecil terdapat sekitar 67 tanda. Ada yang sudah muncul dan ada yang belum muncul. Di antara tanda-tanda tersebut ialah : diutusnya Nabi Muhammad Saw menjadi Rasul, kematian Nabi Saw, dikuasainya Baitul Maqdis (Palestina) oleh umat Islam, muncul berbagai cobaan, harta yang melimpah yang membuat jurang pemisah kekayaan dan kemiskinan semakin lebar, lahirnya para pendusta dan mengklaim diri menjadi Nabi, mengikuti gaya hidup umat terdahulu, lahirnya pengawal-pengawal penguasa yang dengan mudahnya menyiksa manusia, hilangnya sifat amanah dari dalam hati, tersebarnya perbuatan amoral, putusnya hubungan tali persaudaraan (sekandung), buruknya pergaulan antar tetangga, tersebarnya kebodohan, diangkatnya ilmu, tersebarnya perbuatan zina dan minum khamar, tersebarnya riba (tambahan yang dikenakan karena pinjaman uang) dan tidak memperdulikan (menghindarkan) makanan yang haram.
Tanda-tanda lain ialah berbangga-bangga membangun masjid, berlomba-lomba membangun bangunan yang paling tinggi, banyaknya kasus pembunuhan, banyaknya kebohongan (tanpa dikonfirmasi), berdampingannya pasar dan tersebarnya perdagangan, terasa cepatnya perjalanan waktu, para manula berlagak muda, kekikiran yang meluas, kehilangan orang-orang shaleh, banyaknya orang-orang bodoh yang dipercaya (tukang ramal, konsultan, penasehat dan jubir penguasa dll), gempa bumi yang sering terjadi, belajar ilmu dari anak-anak, tidak mau mengucapkan salam kecuali pada yang dikenal, munculnya wanita-wanita yang berpakaian, tetapi bertelanjang (karena pakaian yang dipakai bahanya transparan atau model yang ketat), benarnya mimpi-mimpi orang-orang Mu’min, tersebarnya kebohongan dan kesaksian palsu, bulan terbelah dua, bulan terbit lebih besar dari biasa, wanita lebih banyak dari pria, banyaknya kasus kematian mendadak, berhimpunnya orang-orang baik di negri Syam (Susriah, Palestina dan Jordania).
Selain yang disebutkan di atas, ada lagi tanda-tanda lain, seperti mengharapkan upah / bayaran dari mengajarkan Al-Qur’an, diduduki dan dihancurkannya Ka’bah, melampau batas dalam berdoa dan bersuci (berwudhu dan mandi hadats besar), sedikitnya hujan turun dan bumi menjadi tandus, hujan lebat yang menenggelamkan rumah orang-orang miskin dan orang-orang kaya, dominasi orang jahat, berebutnya bangsa-bangsa lain terhadap umat Islam (mungkin saja seperti yang dikomandani Amerika atau PBB hari ini, Allahu a’lam), meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar, hewan dan benda-benda padat berbicara, mendambakan kematian sebelum Kiamat, berkurangnya air sungai Eufrat (di Turki dan Irak) sehingga muncul gunung emas, lalu manusia berperang untuk meperebutkannya mati-matian, keluarnya seoran laki-laki dari suku Qahthan yang menggiring manusia dengan tongkatnya, pasukan yang hendak menyerang Baitul Haram (Masjidil Haram) ditelan bumi, masuknya kata ISLAM dalam semua rumah, munculnya umat Islam juga menunjukkan dekatnya Kiamat, kembalinya bumi negeri-negeri Arab menjadi subur dan dialiri sungai-sungai, asingnya orang-orang beriman, ditaklukkannya Konstantinopel (Istambul), punahnya suku Quraisy, dimatikannya semua orang-orang Mu’min ketika Ya’juj dan Ma’juj turun, banyaknya hujan tapi tumbuh-tunbuhan sedikit, banyaknya jumlah bangsa Romawi, dibatalkannya (ditinggalkannya) simbol-simbol Islam, --- yang pertama adalah hukum dan yang terakhir adalh shalat, --- penduduk kota Madinah meninggalkannya dan munculnya Imam Mahdi. . Adapun Kiamat Besar didahului dengan sepuluh tanda, yaitu, munculnya Dajjal yang banyak berbohong, mencampuradukkan hak dengan bathil, menutupi kebathilan dengan hak dan menutupi kekufurannya dengan tipu muslihatnya pada manusia, serta menyesatkan manusia dari jalan Allah. Turunya Isa Ibnu Maryam ‘alaihissalam, munculnya Yakjuj dan Makjuj (dua suku/umat keturunan Yafits bin Nuh), lemahnya Islam (termasuk diangkatnya Al-Qur’an, hilangnya orang-orang shaleh, dihancurkannya Ka’bah dan manusia kembali ke masa Jahiliyah), manusia banyak yang ditelan bumi (termasuk berubahnya wajah manusia menjadi buruk seperti hewan), hujan batu dan tenggelamnya tiga pasukan di sebelah timur, Barat dan Jazirah Arabia, munculnya asap yang menutupi antara bumi dan langit, keluarnya dari dalam bumi sejenis binatang melata, terbitnya matahari dari Barat, bertiupnya angin segar yang menjadi sebab kematian orang-orang Mu’min dan keluarnya api yang menggiring manusia ke arah Mahsyar, yakni negeri Syam.

Jumat, 08 Mei 2009

Fase Sakratul Maut (Sekarat)

FASE SAKRATULMAUT (SEKARAT)

Perjalanan yang kita tempu sudah cukup panjang. Sudah dua periode (terminal) yang kita lewatkan, Periode Kematian Pertama dan Periode Kehidupan Pertama. Sekarang tibalah saatnya kita melanjutkan perjalanan wisata kita menuju periode ketiga, yaitu Periode Kematian Kedua yang tempat penginapannya bernama BARZAKH. Demikianlah urutannya yang telah ditetapkan Tuahan Pencipta. Karena jatah penginapan sementara kita di bumi sudah habis, kita harus memasuki penginapan berikutnya yang bernama ALAM BARZAKH. ALAM BARZAKH? Ya, ALAM BARZAKH. Voucher masuk periode ini bertulisakan “Sakratulmaut” (Sekarat) dan pintu masuknya bernama “Maut’ yang berarti “Kematian”.

Sakratulmaut adalah bahasa Al-Qur’an yang terdiri dari dua kata “sakrotan”; pecahan dari kata : سكر – يسكر – سكرا (sakiro – yaskaru – sakran) yang berarti “mabuk atau teler”. Kata “maut”; pecahan dari kata : مات – يموت – موتا (maata – yamuutu - mautan) yang berarti “mati”. Maka Sakratulmaut berarti “kondisi mabuk menghadapi saat kematian’.
Sakratulmaut juga dapat diakatakan sebagai warming up (pemanasan) kematian. Karena kematian itu sulit, berat dan amat sakit maka diperlukan pemanasan. Di samping itu, sebagaimana kehidupan pertama manusia memerlukan proses dan tahapan, Kematian Kedua pun memerlukan proses dan tahapan agar bisa memasuki penginapan ke tiga yang bernama Barzakh; sebuah penginapan yang jauh lebih besar dan sangat berbeda situasi, kondisi dan lingkungannya dengan dua penginapan sebelumnya, yakni perut atau rahim ibu kita dan bumi untuk kehidupan dunia.

Sakratulmaut adalah sesuatu yang ditakuti manusia. Faktanya, berbagai riset dan upaya telah dilakukan manusia untuk menghindarinya seperti, menciptakan obat-obatan untuk memperpanjang umur. Hal tersebut digambarkan Allah dalam firman-Nya : وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ (19) Dan datanglah Sakratulmaut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. (Q.S. Qaf (50): 19 )
Pertanyaan berikutnya ialah, apakah manusia mampu menghindari Sakratulmaut? Jawabannya tentu ‘mustahil’. Karena Sakratulmaut adalah voucher manusia untuk masuk ke Alam Barzakh, tempat penginapan mereka yang ketiga yang sudah disiapkan oleh Pencipta, Raja dan Pemilik alam semesta ini, yakni Allah Rabbul ‘Alamin. Mereka tidak akan dapat mengelak dan lari dari keharusan melewati Sakratulmaut, sebagaimana mereka tidak bisa mengelak dan menghindar dari ketentuan dan kehendak-Nya ketika mereka diciptakan sebelumnya dari tidak ada menjadi ada.
Sebab itu, sebelum Sakratulmaut datang menghampiri kita, Allah sebagai Pemilik dan Pengendali jagad raya mengajak kita memikirkan dan menyaksikan kehendak, keputusan dan sistem-Nya tentang Sakratulmaut yang telah menjadi kenyataan sehari-hari yang kita saksikan seperti yang tercantum dalam surat Al-Waqi’ah berikut ini:
فَلَوْلا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ (83) وَأَنْتُمْ حِينَئِذٍ تَنْظُرُونَ (84) وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلَكِنْ لا تُبْصِرُونَ (85) فَلَوْلا إِنْ كُنْتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ (86) تَرْجِعُونَهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (87)
“Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, (83) padahal kamu ketika itu menyaksikan (orang yang sedang sekarat itu) (84) dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihatnya (85) maka kalaulah kamu tidak tunduk (pada Kehendak Allah) (86) (pastilah) kamu (mampu) mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya semula) jika kamu adalah orang-orang yang benar?” (Q.S. Al-Waqi’ah (56) : 83 – 87)
Tentang kondisi Sakraulmaut tersebut, Sayyid Qutb menjelaskannya dengan begitu indah dan menarik dalam tafsirnya “Fii Zhilal Al-Qur’an”, sebagai berikut : “ Kemudian, peristiwa terakhir dalam surah ini (Al-Waqi’ah)…. Momen menjelang kematian… Sentuhan yang menggemetarkan persendian…. Momen yang mengakhiri semua perdebatan…. Momen tempat orang yang hidup berhenti antara akhir suatu jalan dengan awal suatu jalanan yang lain… Di mana dia tidak kuasa mundur dan tidak pula menarik diri…. “Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Qur'an ini?, kamu (mengganti) rezeki (yang Allah berikan) dengan menolaknya?. Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat (orang yang sedang sekarat itu) “dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihatnya. Maka kalaulah kamu tidak tunduk (pada Kehendak Allah) (pastilah) kamu (mampu) mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?”
Apakah Anda masih ragu tentang berita yang sudah dikabarkan padamu terkait kejadian Akhirat? Masih menolak Al-Qur’an dan masalah Akhirat yang telah diceritakan Al-Qur’an padamu? Demikian pula dengan masalah-masalah ‘Aqidah (keyakinan /ideologi)? Kamu (mengganti) rezeki (yang Allah berikan) dengan menolaknya (Al-Qur’an)? Berarti penolakan itu adalah rezekimu yang kamu peroleh semasa kamu hidup di dunia dan menjadi deposito Akhiratmu? Ah!!! Alangkah buruknya rezekimu….
Apa gerangan yang akan Anda lakukan ketika nyawa telah berada di tenggorokan? Anda sedang berada di persimpangan jalan yang majhul (tidak diketahui). Kemudian, penggambaran Al-Qur’an yang inspiratif yang melukiskan semua dimensi sikap dalam sentuhan-sentuahan yang cepat, mengungkapkan semua kondisi yang sedang dihadapi, latar belakangnya dan semua yang akan menginspirasikannya… Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat (orang yang sedang sekarat itu) dan Kami (dengan malaikat-malaikat) lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihatnya…
Kita seakan mendengar suara tenggorokan orang yang sedang sekarat dan melihat tatapan wajahnya, merasakan bencana dan kesulitan (yang dihadapinya) lewat firman Allah, “Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan”. Sebagimana kita juga bisa melihat tatapan wajah yang tak berdaya, putus asa yang dalam raut muka orang-orang yang hadir (di sekitar orang sedang sekarat itu) lewat firman-Nya “ padahal kamu ketika itu melihat (orang yang sedang sekarat itu)”.
Di sini, pada momen ini, sungguh ruh (nyawa) itu telah selesai dengan urusan dunia. Ia telah meninggalkan bumi dan seisinya. Ia akan menyambut dunia yang belum pernah ditempatinya…Ia tidak akan mampu lagi menguasai sesuatu selain dari apa yang pernah ia tabung sebelumnya… berupa kebaikan atau kejahatan yang dilakukannya…
Di sini, ia melihat, tapi ia tidak mampu membicarakan apa yang dilihatnya… Ia telah terpisah dari orang-orang yang ada di sekitarnya dan apa saja yang ada di sekelilingya…Hanya fisiknya yang bisa disaksikan oleh yang hadir di sekitarnya…Mereka hanya melihat begitu saja sedangkan mereka tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi dan tidak punya kuasa terhadapnya barang sedikitpun….
Di sini, kemampuan manusia terhenti… Ilmu pengetahuan manusia juga tidak berguna sebagaimana peran manusia juga tidak ada…Di sini, mereka mengerti, tapi tidak bisa membantahnya. Mereka lemah,…. lemah…..terbatas….terbatas…. Di sini layar diturunkan tanpa mereka lihat, tanpa sepengetahuan mereka dan tanpa kemampuan bergerak/berbuat.
Di sini, yang berperan hanya Qudrat Ilahiyah (Kekuasaan Allah)… Ilmu Ilahi…(Ilmu Allah)….Semua urusan murni milik Allah tanpa sedikitpun keraguan, tanpa bantahan dan tanpa ada kiat-kiat apapun. “dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu”. Di sini, terjadi kebesaran sikap yang membesarkan Kebesaran Allah… Kewibawaan dan kehadiran-Nya –Subhanahu Wata’ala – sedangkan Dia hadir setiap waktu. Ungkapan itu membangunkan perasaan akan suatu hakikat (kenyataan) yang dilupakan manusia.. Maka tiba-tiba, majlis yang menghadiri kematian merasakan seramnya (suasana) karena didominasi oleh ketakutan, kehadiran dank kebesaran-Nya…Yang mendominasi ialah ketidakberdayaan, ketakutan, keterputusan dan perpisahan…
Dalam kondisi liputan perasaan yang gemetaran, berdebar, putus asa, dan duka lara, datanglah Tantangan (Keputusan Allah) yang memotong semua perkataan dan mengakhiri semua perdebatan : “. Maka jika kamu tidak tunduk (pada Kehendak Allah), (pastilah) kamu (mampu) mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?” Jika sekiranya masalahnya seperti yang kamu katakan : “sesungguhnya tidak ada perhitungan dan tidak ada balasan”, bebrarti kamu orang-orang yang bebas tanpa ada pembalasan dan perhitungan? Jika demikian, kamu mampu mengembalikan nyawa – yang sduah sampai di tenggorokan itu – agar kamu hindarkan ia dari kondisnya yang sedang menuju perhitungan dan balasan itu…Padahal kamu berada di sekitarnya sedang menyaksikannya, sedangkan ia berlalu menuju dunia yang besar, dan kamu diam saja dan tidak berdaya…
Di sini, gugurlah semua alasan, habislah semua argumentasi, punahlah semua kiat dan habislah bantahan…Dan tekanan hakikat (kenyataan) ini membebani diri manusia. Sebab itu, mereka tidak akan mampu bertahan,(dengan kondisi pembangkangannnya kepada Tuhan Pencipta) kecuali jika mereka tetap menyombongkan diri tanpa bukti dan argumentasi”
Tiga Golongan Menghadapi Sakratulmaut
Ada tiga golongan manusia dalam menjalani dan menghadapi Sakratulmaut. Pertama, golongan “Muqarrabin”, yakni orang yang dekat dengan Tuhan Pencipta ketika berada di dunia. Kedua, “Ash-habul Yamin” (Golongan Kanan) yang merupakan bagian dari ‘Muqorrobin”. Ketiga, golongan yang menentang dan menantang kebenaran Tuhan Pencipta dan sistem hidup yang datang dari-Nya dan tersesat dari jalan yang benar. Tentang ketiga golongan ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya :
فَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ (88) فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّةُ نَعِيمٍ (89) وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ (90) فَسَلَامٌ لَكَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ (91) وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُكَذِّبِينَ الضَّالِّينَ (92) فَنُزُلٌ مِنْ حَمِيمٍ (93) وَتَصْلِيَةُ جَحِيمٍ (94) إِنَّ هَذَا لَهُوَ حَقُّ الْيَقِينِ (95) فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ (96)
“Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah), (88) maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta Syurga kenikmatan.(89) Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan, (90) maka keselamatan bagimu karena kamu dari golongan kanan.(91) Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang menolak (kebenaran Tuhan Pencipta dan apa saja yang datang dari-Nya) lagi sesat, (92) maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, (93) dan dibakar di dalam Neraka.(94) Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar.(95) Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar (96)” (Q.S. Al-Waqi’ah (56) : 88 – 96)
Ibnu Katsir, seorang ahli tafsir terkemuka, menjelaskan ayat-ayat tersebut di atas dengan penjelasan yang sangat indah dan menarik. Alangkah baiknya kita simak penjelasan Beliau berikut ini : “ Inilah tiga suasana yang dialami oleh manusia ketika Sakratulmaut. Adakalanya ia termasuk kaum ‘muqorrobin’ atau termasuk golongan yang ada di bawah mereka, yaitu yang termasuk golongan kanan, dan ada yang teremasuk orang-orang yang mendustakan kebenaran, yang sesat dari petunjuk dan tidak tahu menahu tentang perintah Allah. Itulah sebabnya Allah SWT berfirman, “Adapun jika dia termasuk orang yang didekatkan kepada Allah.” Mereka adalah orang-orang yang setia mengerjakan hal-hal yang diwajibkan dan di sunnahkan. Dan, meninggalkan hal-hal yang diharamkan dan dimakruhkan serta sebagian dari yang diperbolehkan. ”Maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta Syurga kenikmatan”. Dan, para Malaikat akan menyampaikan berita gembira itu ketika Sakaratulmaut tiba, sebagaimana yang diterangkan di dalam hadits Al-Barra’, Para Malaikat rahmat akan mengatakan, ‘hai ruh yang baik dalam jasad yang baik, kamu telah memakmurkannya, keluarlah menuju ketenteraman, rezeki, dan Tuhan yang tidak murka’.
Ruh dan Raihan dalam ayat ini berarti rahmat, rezeki, kgembiraan, dan kesenangan. “Dan Syurga kenikmatan”.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Imam Syafii’ dari Imam Malik dari Zuhri dari Abdurrahman bin Ka’ab bin Malik dari Ka’ab bahwa Rasul saw, bersabda, “ Ruh seorang Mu’min itu berupa (bagaikan) burung yang bergelantungan pada pohon Syurga sebelum Allah mengembalikan ruh itu ke jasadnya ketika membangkitkannya kembali.” (pada hari kiamat nanti) Sanad hadits ini hebat dan matannya lurus.
Abul Aliah mengatakan, “Tidak akan dipisahkan nyawa seorang muqarrabin sebelum dihadirkan kepadanya satu dahan dari kenikmatan Syurga, lalu ruhnya itu disimpan di sana.” Di dalam sebuah hadits shaheh dikemukakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Ruh-ruh para Syuhada (orang-orang yang mati sedang berjihad menegakkan agama Allah) itu dalam perut-perut burung hijau yang berterbangan di taman-taman Syurga kemana saja mereka kehendaki, kemudian bermalam pada pelita-pelita yang bergelantungan pada Arasy.”
Allah SWT berfirman, “Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan.”. Yaitu, jika orang yang sedang mengalami Skaratulmaut itu termauk golongan kanan, “maka keselamatan bagimu, karena kamu termasuk golongan kanan.” Yaitu, para Malaikat akan menyampaikan kabar gembira itu kepada mereka. Hal ini sebagaimana firman-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami adalh Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka, ’Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan Syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.’ Kamilah pelindung-pelindungmu di dalam kehidupan dunia dan di Akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan di dalamnya kamu memperoleh pula apa yang kamu minta. Sebagai hidangan dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Fush-shilat : 30 – 32)
Imam Bukhari mengatakan, “Maka salam sejahtera bagimu,” yaitu disampaikan salam kepadamu bahwa kamu termasuk golongan kanan. Allah SWT berfirman, “ Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang mendustakan lagi sesat, maka dia akan mendapatkan hidangan air yang mendidih, dan dibakar di dalam Neraka.” Yaitu, bila orang yang tengah mengalami Sakaratulmaut itu termasuk golongan yang mendustakan kebenaran dan sesat dari jalan petunjuk, “maka dia mendapatkan hidangan dari air yang mendidih,” Yaitu cairan yang akan melelehkan isi perut dan kulit-kulit mereka. ” Dan dibakar di dalam Neraka,” yaitu dia akan ditempatkan di dalam api Neraka yang akan menyelimutinya dari semua arah.
Kemudian Allah berfirman, “Sesungguhnya ini adalah suatu keyakinan yang benar,” yang tidak diragukan lagi. Tidak ada seorang pun yang dapat menghindarinya. Dan dia adalah berita yang menyaksikan. “Maka bertasbihlah dengan nama Tuhanmu yang Maha Besar.” Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa U’qbah bin Amir Al-Juhani berkata, “Maka bertasbihlan dengan nama Tuhanmu yang Maha Besar, ‘ Rasulullah mengatakan, ‘Jadikanlah ayat ini bacaan ruku’ kamu.’ Dan ketika turun wahyu kepada beliau, ‘Maka sucikanlah Tuhanmu yang Maha Tinggi,’. Rasulullah mengatakan, jadikanlah ayat ini sebagai bacaan sujud kamu.”
Tatap gambar di bawah ini, baca ayat Al-Qur’an di bahwah ini berulang-ualng!!!

Gambar : Majalah Hidayah Edisi 55 فَلَوْلا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ (83) وَأَنْتُمْ حِينَئِذٍ تَنْظُرُونَ (84) وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلَكِنْ لا تُبْصِرُونَ (85) فَلَوْلا إِنْ كُنْتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ (86) تَرْجِعُونَهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (87) فَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ (88) فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّةُ نَعِيمٍ (89) وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ (90) فَسَلَامٌ لَكَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ (91) وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُكَذِّبِينَ الضَّالِّينَ (92) فَنُزُلٌ مِنْ حَمِيمٍ (93) وَتَصْلِيَةُ جَحِيمٍ (94) إِنَّ هَذَا لَهُوَ حَقُّ الْيَقِينِ (95) فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ (96)
“Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, (83) padahal kamu ketika itu menyaksikan (orang yang sedang sekarat itu) (84) dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihatnya (85) maka kalaulah kamu tidak tunduk (pada Kehendak Allah) (86) (pastilah) kamu (mampu) mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya semula) jika kamu adalah orang-orang yang benar? Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah), (88) maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta Syurga kenikmatan.(89) Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan, (90) maka keselamatan bagimu karena kamu dari golongan kanan.(91) Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang menolak (kebenaran Tuhan Pencipta dan apa yangdatang dari-Nya) lagi sesat, (92) maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, (93) dan dibakar di dalam Neraka.(94) Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar.(95) Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar (96)” (Q.S. Al-Waqi’ah (56) : 83 – 96)