Selasa, 25 November 2008

Makna Sabar

Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)

Sekilas Tentang Hadits Hadits ini merupakan hadits shahih dengan sanad sebagaimana di atas, melalui jalur Tsabit dari Abdurrahman bin Abi Laila, dari Suhaib dari Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh : - Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab Al-Zuhud wa Al-Raqa’iq, Bab Al-Mu’min Amruhu Kulluhu Khair, hadits no 2999. - Imam Ahmad bin Hambal dalam empat tempat dalam Musnadnya, yaitu hadits no 18455, 18360, 23406 & 23412. - Diriwayatkan juga oleh Imam al-Darimi, dalam Sunannya, Kitab Al-Riqaq, Bab Al-Mu’min Yu’jaru Fi Kulli Syai’, hadits no 2777.

Makna Hadits Secara Umum

Hadits singkat ini memiliki makna yang luas sekaligus memberikan definisi mengenai sifat dan karakter orang yang beriman. Setiap orang yang beriman digambarkan oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang memiliki pesona, yang digambarkan dengan istilah ‘ajaban’ ( عجبا ). Karena sifat dan karakter ini akan mempesona siapa saja.

Kemudian Rasulullah SAW menggambarkan bahwa pesona tersebut berpangkal dari adanya positif thinking setiap mu’min. Dimana ia memandang segala persoalannya dari sudut pandang positif, dan bukan dari sudut nagatifnya.

Sebagai contoh, ketika ia mendapatkan kebaikan, kebahagian, rasa bahagia, kesenangan dan lain sebagainya, ia akan refleksikan dalam bentuk penysukuran terhadap Allah SWT. Karena ia tahu dan faham bahwa hal tersebut merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada dirinya. Dan tidaklah Allah memberikan sesuatu kepadanya melainkan pasti sesuatu tersebut adalah positif baginya.

Sebaliknya, jika ia mendapatkan suatu musibah, bencana, rasa duka, sedih, kemalangan dan hal-hal negatif lainnya, ia akan bersabar. Karena ia meyakini bahwa hal tersebut merupakan pemberian sekaligus cobaan bagi dirinya yang pasti memiliki rahasia kebaikan di dalamnya. Sehingga refleksinya adalah dengan bersabar dan mengembalikan semuanya kepada Allah SWT.
Urgensi Kesabaran

Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh karena itulah Rasulullah SAW menggambarkan tentang ciri dan keutamaan orang yang beriman sebagaimana hadits di atas.

Namun kesabaran adalah bukan semata-mata memiliki pengertian "nrimo", ketidak mampuan dan identik dengan ketertindasan. Sabar sesungguhnya memiliki dimensi yang lebih pada pengalahan hawa nafsu yang terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar diimplementasikan dengan melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya duduk dengan santai dan tenang di rumah. Justru ketika ia berdiam diri itulah, sesungguhnya ia belum dapat bersabar melawan tantangan dan memenuhi panggilan ilahi.

Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat diakatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya diartikan dengan sebuah sifat pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara sifat aktif dengan sifat pasif.

Makna Sabar

Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, dan sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah "Shobaro", yang membentuk infinitif (masdar) menjadi "shabran". Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah.

Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur'an:
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. Al-Kahfi/ 18 : 28)
Perintah untuk bersabar pada ayat di atas, adalah untuk menahan diri dari keingingan ‘keluar’ dari komunitas orang-orang yang menyeru Rab nya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah SWT.
Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah: Menahan diri dari sifat kegeundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam al-Khowas, bahwa sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan al-Qur'an dan sunnah. Sehingga sesungguhnya sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini memiliki indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah kondisi yang ada, ketidak sabaran untuk berusaha, ketidak sabaran untuk berjuang dan lain sebagainya.
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya adalah menggunakan senjata (perang). Artinya untuk berbuat seperti itu perlu kesabaran untuk mengeyampingkan keiinginan jiwanya yang menginginkan rasa santai, bermalas-malasan dan lain sebagainya. Sabar dalam jihad juga berarti keteguhan untuk menghadapi musuh, serta tidak lari dari medan peperangan. Orang yang lari dari medan peperangan karena takut, adalah salah satu indikasi tidak sabar.

Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur'an

Dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali disebut dalam al-Qur'an, kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik berbentuk isim maupun fi'ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah SWT, yang Allah tekankan kepada hamba-hamba-Nya.

Dari ayat-ayat yang ada, para ulama mengklasifikasikan sabar dalam al-Qur'an menjadi beberapa macam;

1. Sabar merupakan perintah Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam QS.2: 153: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai perintah untuk bersabar sangat banyak terdapat dalam Al-Qur'an. Diantaranya adalah dalam QS.3: 200, 16: 127, 8: 46, 10:109, 11: 115 dsb.

2. Larangan isti'ja l(tergesa-gesa/ tidak sabar), sebagaimana yang Allah firmankan (QS. Al-Ahqaf/ 46: 35): "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…"

3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana yang terdapat dalam QS. 2: 177: "…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa."

4. Allah SWT akan mencintai orang-orang yang sabar. Dalam surat Ali Imran (3: 146) Allah SWT berfirman : "Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar."

5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah SWT senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah berfirman (QS. 8: 46) ; "Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar."

6. Mendapatkan pahala surga dari Allah. Allah mengatakan dalam al-Qur'an (13: 23 - 24); "(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bima shabartum" (keselamatan bagi kalian, atas kesabaran yang kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu."

Inilah diantara gambaran Al-Qur'an mengenai kesabaran. Gembaran-gambaran lain mengenai hal yang sama, masih sangat banyak, dan dapat kita temukan pada buku-buku yang secara khusus membahas mengenai kesabaran.

Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits.Sebagaimana dalam al-Qur'an, dalam hadits juga banyak sekali sabda-sabda Rasulullah SAW yang menggambarkan mengenai kesabaran. Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar, hadits-hadits tersebut menggambarkan kesabaran sebagai berikut;

1. Kesabaran merupakan "dhiya' " (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah SAW mengungkapkan, "…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…" (HR. Muslim)

2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal. Rasulullah SAW pernah menggambarkan: "…barang siapa yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang yang sabar…" (HR. Bukhari)

3. Kesabaran merupakan anugrah Allah yang paling baik. Rasulullah SAW mengatakan, "…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran." (Muttafaqun Alaih)

4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mu'min, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; "Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya." (HR. Muslim)

5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, "Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian diabersabar, maka aku gantikan surga baginya." (HR. Bukhari)

6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas'ud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas'ud berkata"Seakan-akan aku memandang Rasulullah SAW menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, 'Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui." (HR. Bukhari)

7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah SAW pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah." (HR. Bukhari)

8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah SAW menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullan SAW bersabda, "Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut." (HR. Bukhari & Muslim)9. Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah SAW mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, 'Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik unttukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku." (HR. Bukhari Muslim)

Bentuk-Bentuk Kesabaran

Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga hal; sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar untuk meninggalkan kemaksiatan dan sabar menghadapi ujian dari Allah:

1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Merealisasikan ketaatan kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya, terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama karena malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua karena bakhil (kikir), seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya, (malas dan kikir), seperti haji dan jihad.
Kemudian untuk dapat merealisasikan kesabaran dalam ketaatan kepada Allah diperlukan beberapa hal,

(1) Dalam kondisi sebelum melakukan ibadah berupa memperbaiki niat, yaitu kikhlasan. Ikhlas merupakan kesabaran menghadapi duri-duri riya'.

(2) Kondisi ketika melaksanakan ibadah, agar jangan sampai melupakan Allah di tengah melaksanakan ibadah tersebut, tidak malas dalam merealisasikan adab dan sunah-sunahnya. (3) Kondisi ketika telah selesai melaksanakan ibadah, yaitu untuk tidak membicarakan ibadah yang telah dilakukannya supaya diketahui atau dipuji orang lain.

2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada kemaksiatan yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi), dusta, memandang sesuatu yang haram dsb. Karena kecendrungan jiwa insan, suka pada hal-hal yang buruk dan "menyenangkan". Dan perbuatan maksiat identik dengan hal-hal yang "menyenangkan".

3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah, seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun inmateri; misalnya kehilangan harta, kehilangan orang yang dicintai dsb.

Aspek-Aspek Kesabaran sebagaimana yang Digambarkan dalam HaditsDalam hadits-hadits Rasulullah SAW, terdapat beberapa hadits yang secara spesifik menggambarkan aspek-aspek ataupun kondisi-kondisi seseroang diharuskan untuk bersabar. Meskipun aspek-aspek tersebut bukan merupakan ‘pembatasan’ pada bidang-bidang kesabaran, melainkan hanya sebagai contoh dan penekanan yang memiliki nilai motivasi untuk lebih bersabar dalam menghadapi berbagai permasalahan lainnya. Diantara kondisi-kondisi yang ditekankan agar kita bersabar adalah :

1. Sabar terhadap musibah.Sabar terhadap musibah merupakan aspek kesabaran yang paling sering dinasehatkan banyak orang. Karena sabar dalam aspek ini merupakan bentuk sabar yang Dalam sebuah hadits diriwayatkan, :Dari Anas bin Malik ra, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW melewati seorang wanita yang sedang menangis di dekat sebuah kuburan. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, ‘Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah.’ Wanita tersebut menjawab, ‘Menjauhlah dariku, karena sesungguhnya engkau tidak mengetahui dan tidak bisa merasakan musibah yang menimpaku.’ Kemudian diberitahukan kepada wanita tersebut, bahwa orang yang menegurnya tadi adalah Rasulullah SAW. Lalu ia mendatangi pintu Rasulullah SAW dan ia tidak mendapatkan penjaganya. Kemudian ia berkata kepada Rasulullah SAW, ‘(maaf) aku tadi tidak mengetahui engkau wahai Rasulullah SAW.’ Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya sabar itu terdapat pada hentakan pertama.’ (HR. Bukhari Muslim)

2. Sabar ketika menghadapi musuh (dalam berjihad). Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda : Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Janganlah kalian berangan-angan untuk menghadapi musuh. Namun jika kalian sudah menghadapinya maka bersabarlah (untuk menghadapinya).” HR. Muslim.

3. Sabar berjamaah, terhadap amir yang tidak disukai.Dalam sebuah riwayat digambarkan; Dari Ibnu Abbas ra beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang melihat pada amir (pemimpinnya) sesuatu yang tidak disukainya, maka hendaklah ia bersabar. Karena siapa yang memisahkan diri dari jamaah satu jengkal, kemudian ia mati. Maka ia mati dalam kondisi kematian jahiliyah. (HR. Muslim)

4. Sabar terhadap jabatan & kedudukan. Dalam sebuah riwayat digambarkan : Dari Usaid bin Hudhair bahwa seseorang dari kaum Anshar berkata kepada Rasulullah SAW; ‘Wahai Rasulullah, engkau mengangkat (memberi kedudukan) si Fulan, namun tidak mengangkat (memberi kedudukan kepadaku). Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya kalian akan melihat setelahku ‘atsaratan’ (yaitu setiap orang menganggap lebih baik dari yang lainnya), maka bersabarlah kalian hingga kalian menemuiku pada telagaku (kelak). (HR. Turmudzi).

5. Sabar dalam kehidupan sosial dan interaksi dengan masyarakat. Dalam sebuah hadits diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, ‘Seorang muslim apabila ia berinteraksi dengan masyarakat serta bersabar terhadap dampak negatif mereka adalah lebih baik dari pada seorang muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat serta tidak bersabar atas kenegatifan mereka. (HR. Turmudzi)

6. Sabar dalam kerasnya kehidupan dan himpitan ekonomiDalam sebuah riwayat digambarkan; ‘Dari Abdullah bin Umar ra berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Barang siapa yang bersabar atas kesulitan dan himpitan kehidupannya, maka aku akan menjadi saksi atau pemberi syafaat baginya pada hari kiamat. (HR. Turmudzi).

Kiat-kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran

Ketidaksabaran (baca; isti'jal) merupakan salah satu penyakit hati, yang seyogyanya diantisipasi dan diterapi sejak dini. Karena hal ini memilki dampak negatif dari amalan yang dilakukan seorang insan. Seperti hasil yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah dsb. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa kiat, guna meningkatkan kesabaran. Diantara kiat-kiat tersebut adalah;

1. Mengkikhlaskan niat kepada Allah SWT, bahwa ia semata-mata berbuat hanya untuk-Nya. Dengan adanya niatan seperti ini, akan sangat menunjang munculnya kesabaran kepada Allah SWT.

2. Memperbanyak tilawah (baca; membaca) al-Qur'an, baik pada pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan makna-makna yang dikandungnya. Karena al-Qur'an merupakan obat bagi hati insan. Masuk dalam kategori ini juga dzikir kepada Allah.

3. Memperbanyak puasa sunnah. Karena puasa merupakan hal yang dapat mengurangi hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati dengan lawan jenisnya. Puasa juga merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.

4. Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha secara giat dan maksimal guna mengalahkan keinginan-keinginan jiwa yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, kikir, dsb.

5. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna. Sedangkan ketidaksabaran (isti'jal), memiliki prosentase yang cukup besar untuk menjadikan amalan seseorang tidak optimal. Apalagi jika merenungkan bahwa sesungguhnya Allah akan melihat "amalan" seseorang yang dilakukannya, dan bukan melihat pada hasilnya. (Lihat QS. 9 : 105)

6. Perlu mengadakan latihan-latihan untuk sabar secara pribadi. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari pada menyaksikan televisi misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.

7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi'in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya. Karena hal ini juga akan menanamkan keteladanan yang patut dicontoh dalam kehidupan nyata di dunia.

Penutup

Inilah sekelumit sketsa mengenai kesabaran. Pada intinya, bahwa sabar mereupakan salah satu sifat dan karakter orang mu'min, yang sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki oleh setiap insan. Karena pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk mengembangkan sikap sabar ini dalam hidupnya.
Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada, atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif, untuk merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik lagi. Oleh karena itulah, marilah secara bersama kita berusaha untuk menggapai sikap ini. Insya Allah, Allah akan memberikan jalan bagi hamba-hamba-Nya yang berusaha di jalan-Nya.

Wallahu A'lam
by.Rikza Maulan, Lc. M.Ag.

Jumat, 21 November 2008

Bahasan Ilmu Tauhid (edisi 31Jul2007)

Istimewanya seorang wanita

Banyak wanita yang bilang bahwa susah menjadi wanita, lihat saja aturan-aturan dibawah ini :

1. Wanita auratnya lebih susah dijaga dibanding lelaki.
2. Wanita perlu minta ijin dari suami apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit dari pada lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada istrinya.
7. Talak terletak di tangan suami dan bukan istri.
8. Wanita kurang nyaman dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas.
9. dan lain-lain.

Tetapi… PERNAHKAH KITA LIHAT KENYATAANNYA ?

1. Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik.
Sudah pasti itulah intan permata ---> bandingannya dengan seorang wanita.
2. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada Ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada Bapaknya ?
3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah bahwa harta itu akan menjadi miliknya dan tidak perlu diserahkan kepada suami? Sementara suami apabila menerima warisan ia wajib juga menggunakan hartanya untuk istri dan anak-anaknya ?
4. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala mahluk, malaikat dan seluruh mahluk Allah dimuka bumi ini, dan tahukah jika ia meninggal karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya.
Diakherat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita, yaitu : Istrinya, Ibunya, Anak Perempuannya dan Saudara Perempuannya. Artinya , bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.
5. Seorang Wanita boleh memasuki pintu Syurga melalui pintu mana saja yang disukainya cukup dengan 4 Syarat saja, yaitu : Sholat 5 waktu, Puasa di bulan Ramadhan, taat kepada Suaminya dan menjaga Kehormatannya.
6. Seorang lelaki wajib berjihad di jalan Allah, sementara bagi wanita jika taat kepada suami serta menunaikan tanggung jawabnya kepada ALLAH SWT, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad di jalan Allah tanpa perlu mengangkat senjata.

Masya ALLAH… ! demikian sayangnya ALLAH SWT kepada wanita….. Yakinlah bahwa sebagai Zat yang Maha Pencipta sudah pasti ALLAH Maha Tahu akan segala yang diciptakan-Nya sehingga peraturan-Nya adalah yang terbaik bagi manusia.

Jangan Engkau Tukar Akhirat dengan Dunia

Sejak Rasulullah shalllahu alaihi wa salam hijrah di Madinah, bersama-sama para muhajirin, seperti diriwayatkan oleh Ibn Jarir, bahwa Yunus bin Abdul A’la mengabarinya dari Ibnu Wahab dari Sa’id bin Abdurrahman al-Jumahi, bahwa ia mendengar khotbah Rasulullah shallahu alaihi wa salam shalat Jum’at yang pertama di Madinah, tepatnya di Bani Salim bin Amru bin Auf. Inilah khotbah Rasulullah shallahu alaihi wa salam itu.
“Alhamdulillah. Aku memuji-Mu, meminta pertolongan-Nya, meminta ampunan-Nya, dan meminta hidayah-Nya. Aku beriman kepada-Nya, tidak kafir kepada-Nya. Aku memusuhi orang yang mengingkari-Nya. Aku bersaksi bahwa tidak tuhan selain Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Dia mengutusnya dengan petunjuk dan agama yang benar, dengan cahaya, dan mau’izhah setelah lama tidak diutus para rasul, di tengah sedikitnya ilmu dan kesesatan manusia serta kedekatan dengan kiamat. Barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka ia telah lurus. Dan barangsiapa mendurhakai mereka, maka ia telah melampui batas dan sesat dengan jelas.
Aku berwasiat kepada kalian dengan takwa kepada Allah. Hal terbaikyang aku wasiatkan kepada seorang muslim adalah mendorongnya agar beramal demi akhirat dan menyuruhnya bertakwa kepada Allah. Takutlah kepada hal yang telah diperingatkan-Nya kepada kalian. Tidak ada nasihat yang lebih afdhal dari pada itu. Tidak ada peringatan yang lebih baik daripada itu. Itu adalah ketakwaan bagi orang yang mengamalkannya dengan perasaan takut dan gentar. Merupakan penyokong yang kuat atas pahala akhirat yang kalian dambakan. Barang siapa memperbaiki perkara rahasia dan terang-terangan antara ia dan Allah dengan tidak meniatkannya kecuali untuk Allah, maka hal itu akan menjadi pengingat baginya pada kehidupan dunianya dan bekal setelah mati ketika seorang manusia membutuhkan apa yang telah ia kerjakan”.
“.. Ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu (kiamat) ada masa yang jauh, dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksanya. Dan, Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya”. (Ali Imran: 30).
Zat yang firman-Nya benar dan Dia mewujudkan janji-Nya. Dia berfirman:“Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku”. (Qaaf: 29).
Bertakwalah kepada Allah dalam masalah dunia dan akhirat kalian, baik yang rahasia maupun yang terang-terangan karena :
".. Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya”. (ath-Thalaaq: 5).
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya ia telah mendapat untung yang sangat besar. Sesungguhnya, takwa kepada Allah akan melindungi kalian dari murka-Nya, hukuman-Nya, dan amarah-Nya. Takwa kepada Allah akan mencerahkan wajah, membuat Tuhan ridho, dan meninggikan derajat. Carilah keberuntungan kalian, jangan melalaikan hak Allah. Allah mengajarkan Kitab-Nya kepada kalian dan menjelaskan jalan-Nya agar mengetahui mana orang-orang ,yang benar dan mana yang berbohong. Oleh karena itu, berbuatlah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kalian. Musuhilah musuh-musuh-Nya dan berjihadlah di jalan Allah dengan sebenar-benarnya.
Dia telah memilih kalian dan menamai kalian muslimin, “ … agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula)”. (al Anfal :42).
Tiada kekuatan selain dengan-Nya. Perbanyaklah zikir mengingat Allah. Beramallah untuk bekal setelah mati. Barangsiapa yang menjaga hubungan dirinya dengan Allah, maka Dia yang akan menjaga hubungannya dengan sesama manusia karen Allah menetapkan keputusan atas diri manusia dan mereka tidak dapat menetapkan keputusan atas-Nya. Dia memiliki dari-Nya. Allah Mahabesar. Dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Mahatinggi dan Mahaagung.”
Hendaknya kita mengingat ini semua. Mari kita manfaatkan baik-baik setiap dari hidup kita ini. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah disebutkan bahwa Rasulullah shallahu alaihi wa salam bahwa Rasulullah saw, bersabda : “Bersegeralah melakukan amal-amal shaleh, karena akan datang fitnah seperti malam yang gelap gulita. Pada pagi hari seseorang msih mukmin, tapi sorenya sudah menjadi kafir, atau pada sore hari ia mukmin dan pada keesokan harinya ia menjadi kafir. Ia menjual agamanya demi mendapat harta dunia”. (HR.Muslim)
Addy bin ZHatim meriwayatkan bahwa Rasulullah shallahu alaihi wa salam bersabda: “Lindungilahdiri kalian dari neraka, meski dengan sebiji kurma. Jika ada yang tidak punya,ia dapat melakukannya dengan menyampaikan perkataan yang benar”. (HR.Buchori dan Muslim).
Khotbat Baginda Rasulullah Shallahu alaihi wa salam penuh dengan makna. Marilah kita memperhatikan dan menghayati khotbah beliau. Sebagai bekal hidup. Jangan sampai kita semakin jauh dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallahu alaihi wa salam. Agar manusia terbebas dari beratnya siksa neraka kelak di akhirat.
Tak ada manusia yang bebas dari janji Allah Azza Wa Jalla, bagi mereka yang berbuat baik di dunia, ia akan mendapatkan ganjaran pahala, dan akan kekal di surga-Nya. Sebaliknya, bagi mereka yang menegakkan kebathilan dalam hidupnya, maka ia akan mendapatkan ganjaran yang setimpal, neraka jahanam, dan kekal di dalamnya. Wallahu.

Kamis, 20 November 2008

Cahaya Membaca Surah Alkahfi



Salah satu doa orang beriman yang diabadikan di dalam Al-Qur’an ialah:
رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS At-Tahrim ayat 8)
Doa ini dipanjatkan kepada Allah ta’aala oleh orang-orang beriman pada saat mereka melintasi jembatan di atas neraka. Suatu jembatan yang digambarkan oleh Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sebagai ”lebih halus dari sehelai rambut dan lebih tajam dari sebilah pedang.” Setiap orang yang pernah mengucapkan kalimat tauhid akan melintasi jembatan yang membentang di atas neraka.
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا
”Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.” (QS Maryam ayat 71)
Ketika menyeberangi jembatan tersebut keadaan sangat mencekam dan gelap. Sehingga Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyatakan bahwa orang akan menyeberangi jembatan itu sesuai cahaya yang ia miliki. Cahaya tersebut berbanding lurus dengan tingkat keimanan dan amal kebaikan yang telah diinvestasikan seseorang sewaktu hidupnya di dunia. Orang yang beriman akan sanggup menyeberanginya hingga selamat sampai ke ujung. Sedangkan orang munafiq akan mengalami gangguan dalam menyeberanginya sehingga mereka bakal jatuh terjungkal ke dalam panasnya api neraka di bawah jembatan tersebut.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَدْعُو النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِهِمْ سِتْرًا مِنْهُ عَلَى عِبَادِهِ، وَأَمَّا عِنْدَ الصِّرَاطِ، فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي كُلَّ مُؤْمِنٍ نُورًا، وَكُلَّ مُؤْمِنَةٍ نُورًا، وَكُلَّ مُنَافِقٍ نُورًا، فَإِذَا اسْتَوَوْا عَلَى الصِّرَاطِ سَلَبَ اللَّهُ نُورَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ، فَقَالَ الْمُنَافِقُونَ: "انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ"[الحديد آية 13] وَقَالَ الْمُؤْمِنُونَ: "رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنا"[التحريم آية 8] فَلا يَذْكُرُ عِنْدَ ذَلِكَ أَحَدٌ أَحَدًا.
“Allah ta’aala akan memanggil umat manusia di akhirat nanti dengan nama-nama mereka, ada tirai penghalang dari-Nya atas hamba-hambaNya. Adapun di atas jembatan Allah ta’aala memberikan cahaya kepada setiap orang beriman dan orang munafiq. Bila mereka telah berada di tengah jembatan, Allah ta’aala-pun segera merampas cahaya orang-orang munafiq. Mereka menyeru kepada orang-orang beriman: ”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kamu.”(QS AtTahrim ayat 8) Dan berdoalah orang-orang beriman: ”Ya Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami.” (AlHadid ayat 13) Ketika itulah setiap orang tidak akan ingat orang lain.” (HR Thabrani 11079)
Saudaraku, sungguh ini merupakan peristiwa yang sangat menakutkan. Sebab tidak seorangpun yang tahu apakah dirinya akan sanggup selamat hingga ke ujung jembatan pada saat itu. Maka marilah kita pelihara dan selalu tingkatkan ketaqwaan kita. Sebab Allah ta’aala menjamin bahwa orang-orang bertaqwa pasti akan diselamatkan dari api neraka. Hanya mereka yang zalim-lah yang akan dibiarkan terjungkal dari jembatan dan merasakan siksa neraka.
ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
”Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (QS Maryam ayat 72)
Bahkan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam menegaskan dalam sebuah hadits bahwa orang bertaqwa tidak akan merasakan panasnya neraka karena Allah ta’aala akan jadikan api neraka laksana api yang menyentuh Nabi Ibrahim’alihis-salaam, yakni terasa dingin dan selamat bagi muttaqin.
لَا يَبْقَى بَرٌّ وَلَا فَاجِرٌ إِلَّا دَخَلَهَا فَتَكُونُ عَلَى الْمُؤْمِنِ بَرْدًا وَسَلَامًا كَمَا كَانَتْ عَلَى إِبْرَاهِيمَ حَتَّى إِنَّ لِلنَّارِ أَوْ قَالَ لِجَهَنَّمَ ضَجِيجًا مِنْ بَرْدِهِمْ ثُمَّ يُنَجِّي اللَّهُ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَيَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
“Tidak ada orang sholeh dan orang jahat yang tersisa melainkan dia masuk ke neraka. Neraka itu dingin dan menyelamatkan bagi orang beriman, seperti halnya yang dialami Ibrahim sehingga neraka itu gaduh lantaran dinginnya mereka. Kemudian Allah ta’aala menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (HR Ahmad 13995)
Dan dalam hadits lainnya Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam memberikan kabar gembira bahwa orang-orang beriman yang sholeh akan dikeluarkan dari neraka karena amal baiknya.
{ وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا } قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرِدُ النَّاسُ النَّارَ كُلُّهُمْ ثُمَّ يَصْدُرُونَ عَنْهَا بِأَعْمَالِهِمْ
“Dan tidak ada seorangpun darimu, melainkan mendatangi sekitar neraka itu.” Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Seluruh manusia datang ke sekitar neraka, kemudian mereka keluar dari sana dengan amal baiknya.” (HR Ahmad 3927)
Maka, saudaraku, marilah kita persiapkan bekal cahaya sebanyaknya guna menerangi lintasan kita di atas jembatan tersebut kelak. Dan salah satu bentuk upayanya ialah dengan secara disiplin setiap hari Jum’at membaca surah Al-Kahfi.
أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : « إن من قرأ سورة الكهف يوم الجمعة أضاء له من النور ما بين الجمعتين »
“Sesungguhnya barangsiapa membaca surah Al-Kahfi pada hari Jum’at, niscaya ia akan diterangi oleh cahaya antara dua Jum’at.” (HR Hakim 3349)
Bila setiap hari Jum’at kita disiplin membaca surah Al-Kahfi, maka insyaAllah hidup kita sepanjang umur akan senantiasa deterangi cahaya untuk bekal keselamatan di akhirat, khususnya ketika melintasi jembatan di atas neraka. Amin.-

Disiplin Sholat Lima Waktu



Di antara ciri menonjol muttaqin (orang-orang bertaqwa) ialah rajin menegakkan sholat sebagaimana diperintahkan Allah ta’aala dan dicontohkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam.
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
“Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS AlBaqarah ayat 2-3)
Muttaqin menyadari bahwa sholat merupakan bukti keimanan yang sangat signifikan. Dan mereka sangat menyadari betapa besar akibatnya bila seseorang dengan sengaja meninggalkan sholat wajib lima waktu tanpa alasan yang dibenarkan syariat. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan orang yang meninggalkan sholat sebagai terlibat dalam kekufuran bahkan kemusyrikan!
سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ
“Aku mendengar Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Sesungguhnya antara seorang lelaki dan kemusyrikan serta kekufuran ialah meninggalkan sholat.” (HR Muslim 116)
Malah dalam hadits lainnya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam berlepas diri dari orang yang dengan sengaja melalaikan kewajiban sholat. Sehingga beliau mengatakan bahwa tindakan tersebut akan menghilangkan jaminan Allah ta’aala dan RasulNya atas orang itu pada hari berbangkit kelak.
عَنْ أُمِّ أَيْمَنَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَتْرُكْ الصَّلَاةَ مُتَعَمِّدًا فَإِنَّهُ مَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ مُتَعَمِّدًا فَقَدْ بَرِئَتْ مِنْهُ ذِمَّةُ اللَّهِ وَرَسُولِهِ
Dari Ummu Aiman radhiyallahu ’anha bahwa sesungguhnya Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Jangan kamu tinggalkan sholat dengan sengaja. Karena sesungguhnya barangsiapa meninggalkan sholat dengan sengaja maka sungguh lepaslah darinya perlindungan Allah ta’aala dan RasulNYa.”(HR Ahmad 26098)
Dan perlu diketahui bahwa urusan paling awal yang akan Allah ta’aala periksa atas hamba-hambaNya pada hari pengadilan ialah sholatnya. Barangsiapa yang sholatnya dikerjakan dengan baik maka beruntunglah dia, dan sebaliknya barangsiapa yang sholatnya dinilai kurang, maka kekurangannya hanya bisa ditutup bila hamba tersebut punya simpanan sholat sunnah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَلَاتُهُ فَإِنْ وُجِدَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتُقِصَ مِنْهَا شَيْءٌ قَالَ انْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ لَهُ مِنْ تَطَوُّعٍ يُكَمِّلُ لَهُ مَا ضَيَّعَ مِنْ فَرِيضَةٍ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ سَائِرُ الْأَعْمَالِ تَجْرِي عَلَى حَسَبِ ذَلِكَ
“Sesungguhnya hal pertama yang diperhitungkan dari seorang hamba Allah ta’aala pada hari kiamat ialah sholatnya. Jika didapati ia sempurna maka ia dicatat sebagai sempurna. Jika didapati terdapat kekurangan, maka dikatakan ”Coba lihat adakah ia memiliki sholat sunnah yang dapat melengkapi sholat wajibnya?” Kemudian segenap amal perbuatannya yang lain diproses sebagaimana sholatnya. (HR AnNasai)
Saudaraku, tegakkanlah sholat wajib lima waktu dengan disiplin. Sebab Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengatakan bahwa sholat wajib akan menghapuskan segenap kesalahan seorang muslim laksana daun yang berguguran dari sebatang pohon.
فَقَالَ:"إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا تَوَضَّأَ، فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ، ثُمَّ صَلَّى الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ تَحَاتَّتْ خَطَايَاهُ، كَمَا تَحَاتَّ هَذَا الْوَرَقُ"، ثُمَّ تَلا هَذِهِ الآيَةَ: {أَقِمِ الصَّلاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ} [هود: 114] .
“Seorang muslim bila berwudhu dan ia baguskan wudhunya kemudian ia sholat lima waktu, maka berguguranlah kesalahannya seperti bergugurannya daun ini.” Kemudian beliau membaca ayat sbb: “Tegakkanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”. (HR Thabrani 6028)
Saudaraku, usahakanlah sedapat mungkin untuk selalu menegakkan sholat wajib lima waktu berjamaah di masjid, khususnya bagi kaum pria muslim. Sebab ahli fiqih dari kalangan para sahabat, yaitu Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ’anhu mengatakan bahwa orang yang sholatnya dikerjakan di rumah –bukan di masjid- berpotensi untuk menjadi sesat dari jalan Allah ta’aala.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَلْقَى اللَّهَ غَدًا مُسْلِمًا فَلْيُحَافِظْ عَلَى هَؤُلَاءِ الصَّلَوَاتِ حَيْثُ يُنَادَى بِهِنَّ فَإِنَّ اللَّهَ شَرَعَ لِنَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُنَنَ الْهُدَى وَإِنَّهُنَّ مِنْ سُنَنِ الْهُدَى وَلَوْ أَنَّكُمْ صَلَّيْتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ كَمَا يُصَلِّي هَذَا الْمُتَخَلِّفُ فِي بَيْتِهِ لَتَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ وَلَوْ تَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ لَضَلَلْتُمْ
Ibn Mas’ud radhiyallahu ’anhu berkata: “Barangsiapa ingin bertemu Allah ta’aala esok hari sebagai seorang muslim, maka ia harus menjaga benar-benar sholat pada waktunya ketika terdengar suara adzan. Maka sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’aala telah mensyari’atkan (mengajarkan) kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam beberapa SUNANUL-HUDA (perilaku berdasarkan hidayah/petunjuk) dan menjaga sholat itu termasuk dari SUNANUL-HUDA. Andaikan kamu sholat di rumah sebagaimana kebiasaan orang yang tidak suka berjama’ah berarti kamu meninggalkan sunnah Nabimu Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Dan bila kamu meninggalkan sunnah Nabimu Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam pasti kamu tersesat.” (HR Muslim 1046).
Bahkan dalam hadits yang sama, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ’anhu mengatakan bahwa pada masa Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam masih hidup tidak ada orang yang sengaja tidak sholat berjamaah di masjid kecuali orang munafiq yang tidak diragukan kemunafiqannya. Na’udzubillahi min dzaalika..!
وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا إِلَّا مُنَافِقٌ مَعْلُومُ النِّفَاقِ
Dan sungguh dahulu pada masa Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam tiada seorang tertinggal dari sholat berjama’ah kecuali orang-orang munafiq yang terang kemunafiqannya.” (HR Muslim 1046).

Senin, 17 November 2008

Menapaki Sejarah Masjid Jumat dan Masjid Quba di Madinah




Kota Madinah Al-Munawarah yang dikenal sebagai kota nabi karena Rasulullah SAW sempat berdakwah selama 10 tahun disana. Selain tempat suci, Masjid Nabawi ramai yang dikunjungi oleh jamaah pada musim haji. Masih ada masjid-masjid bersejarah yang bisa dikunjungi selama di kota Madinah, salah satunya Masjid Jum'at, masjid sederhana yang letaknya tidak jauh dari Masjid Quba itu menjadi daya tarik sendiri bagi jamaah haji asal Indonesia.
Masjid pertama tempat dilaksanakan sholat Jum'at oleh Rasulullah SAW, setelah hijrah ke Madinah bersama kaum muhajirin itu, masih terpelihara dengan baik. Akan tetapi, jamaah haji yang berkunjung kesana hanya bisa berdoa diluar pintu, karena masjid tersebut hanya dibuka pada waktu-waktu sholat saja.
"Masjid Jum'at ini merupakan masjid pertama digunakan oleh Rasulullah di Madinah, maka setiap tahun ke Madinah, saya mengajak jamaah ke masjid yang sangat bersejarah, dimana pertama kali Rasul bersama dengan kaum muhajirin dari Mekkah untuk sholat Jum'at disini," kata H. Bakri, Pimpinan Rombongan Jamaah Haji dari Cipondoh, Tangerang, Banten.
Ia mengaku, sangat bangga dan bersyukur dapat membawa rombongan untuk menjejaki tempat-tempat bersejarah di kota Madinah, untuk memberikan pencerahaan kepada umat Islam agar kembali mengingat perjalanan dan perjuangan yang dilakukan Rasulullah Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Islam.
Meski sudah mengalami renovasi dan perbaikan, Bakri sangat gembira karen masih ada perhatian yang besar dari pemerintah Arab Saudi untuk menjaga dan mengabadikan bukti-bukti sejarah perjuangan Nabi SAW.
Ungkapan serupa juga disampaikan jamaah haji lainnya, Heri Purnomo yang sangat bersyukur bisa sampai di masjid yang mengiringi perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAw, ketika tiba di Madinah.
"Mudah-mudahan sejarah nabi seperti ini jangan hilang dan ditutup-tutupi. Alhamdulillah bagu sekali senang sekali, kami baru kesini, bagus subhanallah, saya bangga dengan perjuangan Nabi Muhammad," ujarnya.
Rombongan yang berjumlah sekitar 200 orang itu berfoto dan mengumandangkan takbir, untuk selanjutnya melanjutkan perjalanannya ke Masjid Quba. Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah saw. pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah.
Allah SWT memuji masjid ini dengan Firman-Nya: "Sesungguhnya masjid itu yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut bagimu (Hai Muhammad) bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri.......(At Taubah, 108).
Pada waktu mendirikan Masjid Quba, Nabi Muhammad SAW menunjukkan suri teladan dan kerjasamanya . Beliau turut mengangkat batu, sehingga tampak pada wajahnya yang mulia bekas letih bekerja berat.Dan Nabi SAW juga yang pertama kali meletakkan batu di mihrab adalah Rasulullah SAW sendiri, kemudian disusul berturut-turut Abu Bakar, Umar, dan Usman. Siapakah yang dapat menyangka bahwa urusan peletakan batu kiblat ini ada hubungannya kemudian dengan sejarah pengangkatan khulafaur rasyidin
Masjid yang memiliki daya tampung hingga 20 ribu jamaah ini telah beberapa kali mengalami renovasi. Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah orang pertama yang membangun menara masjid ini. (novel)

Jabal Magnet Keajaiban Alam di Madinah


Madinah selain dikenal sebagai kota nabi, memiliki panorama alam yang indah yang dikelilingi oleh deretan perbukitan atau dalam bahasa Arab dikenal jabal. Disamping jabal Uhud yang terkenal karena sejarah peperangan zaman Rasulullah SAW, ada lagi jabal magnet, tempat wisata yang menarik jamaah haji termasuk Indonesia itu, terletak sekitar 30 KM dari kota Madinah menuju arah kota Tabuk.
Namun, jabal magnet yang sudah terkenal dikalangan jamaah haji Indonesia itu, ternyata tidak dikenal oleh warga asli Madinah, bahkan yang lebih tahu adalah warga Madinah yang merupakan pendatang. Dan setelah diketahui, ternyata warga asli Madinah menyebutnya bukan dengan jabal magnet (bukit magnet), tetapi Manthaqotul Baido (tanah putih).
Jabal magnet terletak diluar wilayah haram, kawasan ini ditempuh sekitar 30 menit dari pusat kota Madinah. Untuk mengakses ke arah jabal magnet melalui hamparan pasir, pepohonan dan gunung berbatu menambah keindahannya. Konon jabal magnet ini merupakan pusat magnet terbesar didunia, hal ini dirasakan dari daya magnet terhadap mobil yang dalam posisi perseneling netral, mobil dapat melaju kencang. Sebaliknya, kendaraan yang melintas menuju di jabal magnet akan terasa berat, karena terjadi arus tarik menarik.
Jalan-jalan di kota Madinah menurun, namun kondisinya tidak curam, yang mengherankan, ketika kendaraan terus melaju dengan kecepatan tinggi hingga mencapai 120 KM/jam, meski mesin mobil dimatikan. Namun, keajaiban yang ada di tanah suci itu hanya berlangsung sekira 2-3 kilometer.
Melihat fenomena yang ada itu, membuat kita bertanya-tanya akan keajaiban dari ciptaan Allah. Hanya Dialah yang mengetahui rahasia dibalik semua ciptaannya.(novel)

Keunikan Masjid Qiblatain, Tak Pernah Sepi Pengunjung


Madinah yang dikenal sebagai kota nabi itu memang menyimpan sejumlah tempat dan masjid bersejarah, meski Arab Saudi tidak memasukan Masjid Qiblatain daftar masjid yang wajib dikunjungi dalam rangkaian ibadah di tanah suci Madinah, namun masjid dengan dua kiblat ini tidak pernah sepi dari kunjungan jamaah haji selama musim haji, termasuk jamaah haji asal Indonesia.
Antusias jamaah haji untuk mengunjungi masjid ini untuk mengenang kembali proses pernyebaran Islam pada zaman Rasulullah Muhammad SAW juga untuk menyaksikan keunikan masjid dengan kiblat, yaitu satu kearah Al Quds, Yerusalem, dan satu lagi ke arah Baitullah, Mekkah.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 96, bahwa "Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, Baitullah yang di Makkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia".
Pada awalnya kiblat (arah sholat) untuk semua Nabi adalah Baitullah di Mekkah yang dibangun pada masa Nabi Adam AS, kemudian Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS mengikuti kiblat ini, dan selanjutnya Al Quds juga ditetapkan sebagai kiblat untuk sebagian dari para Nabi. Para Nabi ini ketika shalat didalam Al-Quds, biasa menghadap pada arah sedemikian rupa, sehingga kedua-duanya baik Al-Quds dan Baitullah di Mekkah berada dihadapan beliau.
Seperti disebutkan dalam hadist Bukhari, Nabi Muhammad SAW melakukan sholat di Madinah menghadap ke Al Quds untuk enam belas hari atau tujuh belas bulan. Beliau secara totla patuh kepada perintah Allah SWT, bagaimana pun menginginkan kiblat yang sama dengan Nabi Adam AS dan Ibrahim AS. Permohonan Nabi Muhammad SAW pun dikabulkan Allah, Rasulullah menerima wahyu, yang mengisyaratkan agar memalingkan wajah ke arah Masjidil Haram.
Masjid ini terletak sekitar 7 kilometer dari Masjib Nabawi di Madinah. Pada saat musim Haji seperti saat ini Masjid Qiblatain merupakan salah satu tempat favorit yang dikunjungi jamaah calon Haji dari berbagai negara, termasuk jamaah asal Indonesia menunggu datangnya puncak pelaksanaan ibadah haji. Hal itu disampaikan oleh Salah satu jamaah haji Hoesnan Amir yang, mengaku sudah sering membawa rombongan jamaah haji Indonesia untuk melihat keagungan masjid Qiblatain.
"Disini banyak bisa kita ambil hikmah, menambah wawasan pengalaman dari pendahulu kita, disamping mendapatkan ibrah dari rangkaian ziarah-ziarah yang telah dilakukan. Karenakan jamaah tidak mungkin setahun sekali datang ke Madinah, apabila ada kesempatan untuk berziarah alangkah baiknya kalau bisa berkunjung ke masjid ini," ungkapnya.
Tak apabila Masjid Qiblatain selalu dipenuhi jamaah setiap harinya. Selain untuk menunaikan sholat juga untuk melihat langsung keunikan dan keindahan Masjid ini. (novel)